PUPR Sebut Modal Awal Infrastruktur Ibu Kota Baru Rp 500 M

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan modal awal untuk membangun infrastruktur di ibu kota baru adalah sebesar Rp 400-500 miliar.
"Itu untuk uang muka," ujar Basuki di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat, 27 September 2019. Adapun duit itu akan dipergunakan untuk membangun jalan, drainase, dan bendungan.
Basuki mengatakan duit itu akan diambil dari anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui revisi daftar isian pelaksanaan anggaran alias DIPA. "Jadi bisa direvisi."
Basuki mengatakan pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Baru bisa dilakukan paling cepat pada paruh kedua tahun depan. "Kalau mau tahun depan paling tidak di Semester II atau triwulan IV," ujar dia. 
Pasalnya, Basuki mengatakan pemerintah baru akan membuka sayembara untuk masterplan adalah pada awal bulan depan. Setelah itu, sayembara tersebut akan rampung pada Desember.  
Adapun finalisasi desain akan dilakukan selama enam bulan setelah sayembara selesai. "Jadi paling cepat pada semester 2 baru lelang," ujar Basuki. Infrastruktur yang akan dibangun terlebih dahulu adalah jalan, drainase, dan bendungan.
Basuki mengatakan pembangunan itu masih menunggu rampungnya Undang-undang Ibu Kota Baru. Saat ini, kata dia, Badan Perencanaan Pembangunan nasional sudah menyiapkan naskah akademis sehingga ihwal pemindahan ibu kota bisa dibahas pada Periode Dewan Perwakilan Rakyat yang baru. "Saat ini kan sudah ada Pansusnua," ujar dia.
Sebelumnya, Basuki mengatakan pemerintah menyiapkan sayembara atau lomba untuk mencari desain kawasan ibu kota baru yang sudah diputuskan di wilayah Kalimantan Timur. "Kami lakukan sayembara untuk memperoleh ide," kata dia saat mengikuti Rapat Kerja dengan Pansus Pemindahan Ibu kota Negara di Gedung DPR, Jakarta, Rabu. 25 September 2019.
Basuki memastikan upaya ini dicetuskan agar masyarakat luas, terutama ahli dalam bidang arsitektur, perencanaan dan perancangan kota, dapat berpartisipasi dalam perumusan wilayah dan tata ruang ibu kota baru.
Ia juga menjamin para pemenang mempunyai kualitas dalam membuat desain karena para juri merupakan profesional dalam bidang masing-masing.
Sebanyak 11 juri terpilih mewakili milenial merupakan praktisi urban design, ahli arsitektur, ahli planologi hingga ahli lainnya dalam bidang terkait. "Kita tidak ingin sekedar membangun kota, tapi ini adalah momen membangun ibu kota. Kita ingin kota ini berisi work of talents," kata Basuki.
Ia menjelaskan masa pendaftaran sayembara mulai pada 2-11 Oktober 2019. Setelah itu, pelaksanaan sayembara berlangsung pada 11 Oktober-22 Desember 2019.
Pengumuman dan penetapan pemenang sayembara nasional ini akan dilakukan pada 23 Desember 2019. Setelah pengumuman pemenang maka proses penyusunan urban design akan dilakukan pada 1 Januari-31 Agustus 2020.
Kemudian pengayaan rancangan kota hasil sayembara oleh ahli internasional akan dilakukan 1 April-31 Agustus 2019. "Tiga karya terbaik akan dikolaborasikan menjadi basic design untuk pengembangan lebih lanjut," ujar Basuki.
Sumber:Tempo.co
Share:

Recent Posts